Dua Ganda Badminton Indonesia di Partai Puncak Tontowi / Lilyana

image Jakarta, CyberNews. Indonesia meloloskan dua ganda di partai puncak Djarum Indonesia Open 2011. Sayang dua ganda lainnya gagal melaju. Meski begitu, hasil ini merupakan yang terbaik dalam tiga tahun terakhir. Dalam dua gelaran sebelumnya, Indonesia selalu hanya diwakili Taufik Hidayat di babak final.
Ganda campuran Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir melanjutkan kegemilagan yang akhir-akhir ini mereka perlihatkan. Menghadapi Thomas Laybourn/Kamilla (Denmark), Tontowi/Lilyana menang straight game 21-15, 21-14.
Dengan kemenangan ini ditambah capaian kejuaraan sebelumnya, mereka semakin menasbihkan dirinya sebagai idola baru dan bintang utama bulu tangkis Indonesia.
Dalam jumpa pers usai pertandingan, Lilyana mengaku sebelum pertandingan dia telah memiliki gambaran kekuatan lawan. Selain karena ketenangan dan permainan apik, menurutnya Tontowi yang berada di garis belakang sangat efektif karena memiliki power ekstra. Dikatakan, dengan usia muda, Tontowi memiliki tenaga yang lebih besar dibandingkan pasangan lamanya, Nova Widianto.
"Towi memang memiliki power yang lebih, pengembalian bolanya selalu rendah," pujinya.
Di babak final hari ini, mereka akan menghadapi Zhang Nan/Zhao Yunlei. Ganda China tersebut lolos usai mengalahkan Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing (Taiwan) 21-17, 21-17.
Pertemuan keduanya dapat dibilang sebagai final idaman. Sesuai peringkat terbaru BWF, yang dirilis Kamis lalu, Zhang/Zhao berada di peringkat pertama. Sementara Tontowi/Lilyana kini telah nangkring di peringkat kedua.
"Kaget juga peringkat kami telah berada di urutan dua. Ini tentu hal yang luar biasa, apalagi kami belum ada setahun dipasangkan," ungkap Lilyana.
Untuk partai final, Lilyana berharap Tontowi dapat mengatasi tekanan apalagi bermain di depan publik sendiri. Modal berharga telah dikantongi mereka. Pekan lalu saat bersua di semi fnal Singapura Open, Tontowi/Lilyana mengandaskan Zhang/Zhao, 23-21, 21-16.
"Mudah-mudahan kami bisa mengulangi hasil di Singapura Open," harap Lilyana.
Kali terakhir Indonesia merebut gelar ganda campuran Djarum Indonesia Open pada tahun 2005. Uniknya, saat itu Lilyana-lah yang menjadi juara kala berpasangan dengan Nova Widianto. Setahun berikutnya mereka gagal mempertahankan gelar kalah di partai final.
Kegemilangan juga diperlihatkan ganda putri Vita Marissa/Nadya Melati. Menghadapi unggulan empat Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (Jepang), mereka menang 21-12, 21-12. Mengawali turnamen tanpa menyandang status unggulan, Vita/Nadya lolos ke final dengan luar biasa. Dari babak pertama hingga semi final, mereka hanya kehilangan satu game kala menghadapi Chin Eei  Hui/Wong Pei Tty (Malaysia) di perempat final.
Tantangan berat akan dihadapi mereka di babak pamungkas. Unggulan pertama Wang Xiaoli/Yu Yang akan menjadi lawan tangguh yang susah dikalahkan. Ganda China itu kini kokoh sebagai pasangan nomor satu. Kekuatan mereka dapat dilihat dalam sembilan turnamen terakhir yang diikuti, hanya sekali gagal melaju ke final. Kemudian sekali menjadi runner up dan tujuh kali menjadi juara.
Semetara bagi Vita/Nadya ini adalah final pertama bagi mereka. Dalam 10 turnamen terakhir yang diikuti, mereka sekali lolos ke semi final tepatnya di Indonesia Grand Prix Gold 2010. Lalu dalam turnamen terakhir Singapura Open pekan lalu, ganda berperingkat dunia 18 ini terhenti di perempat final.
Meski di atas kertas mereka kalah, namun dengan dukungan publik yang memadati Istora Gelora Bung Karno, Senayan,
Jakarta, diharapkan mampu melipatgandakan kemampuan mereka saat berlaga.
"Kita belum pernah menghadapi mereka, jadi hadapi saja.  Bisa maju ke final saja buat kami sudah luar biasa. Namun nanti kami pasti akan berusaha semaksimal mungkin memenangkan pertandingan," ungkap Vita.
Sungguh sayang, langkah dua ganda Indonesia tersebut gagal diikuti dua ganda lainnya. Ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan gagal menyudahi permainan musuh bebuyutan, Cai Yun/Fu Haifeng. Mereka kalah straight game 18-21, 15-21. Laga ini sendiri seakan pembalasan Cai/Fu yang dipecundangi Markis/Kido saat berlaga di depan publik sendiri, pada final Olimpiade 2008. Cai/Fu merupakan juara Djarum Indonesia Open 2007 silam.
Usai pertandingan, Kido mengakui dirinya sempat frustasi menjebol pertahanan lawan. Karena itulah, khususnya di pertengahan game kedua, mereka sering melakukan kesalahan sendiri. "Defense mereka sangat kuat, kami akui sempat frustasi," ujarnya.
Sebaliknya Cai/Fu mengakui Kido/Hendra sebagai musuh yang sangat dikalahkan. "Mereka main baik namun akhirnya kami bisa menang. Tidak tahu, setiap kali main di Indonesia, kami selalu bermain baik, seperti bermain di kandang sendiri," ungkap Fu.
Di laga puncak mereka akan menghadapi rekan senegara Chai Biao/Guo Zhendong. Unggulan delapan tersebut kemarin mengakhiri mimpi Mohammad Ahsan/Bona Septano. Bertanding sangat ketat permainan berakhir rubber game untuk kemengan ganda China, 18-21, 21-11, 21-18.
Pada final tunggal putri, Saina Nehwal berkesempatan mencetak hattrick juara tiga kali berturut-turut. Bertemu Cheng Shao Chieh, putri asal India itu menang 21-17, 21-17. Lawan yang dia hadapi di final adalah Wang Yihan (China) yang kemarin mengalahkan rekan senegara Jiang Yanjiao, 21-13, 21-12.
Sementara tunggal putra nomor satu dunia Lee Chong Wei juga berkesempatan juara kali berturut-turut ditambah satu gelar lagi tahun 2007. Dalam dua final sebelumnya, dia selalu menggalkan ambisi Taufik Hidayat mencetak sejarah merebut juara sebanyak tujuh kali.
Kali ini pemain asal Negeri Jiran itu akan menghadapi Peter Hoeg Gade dari Denmark. Peter lolos usai menyudahi perlawanan Sho Sasaki (Jepang) 21-11, 21-14.
(Wahyu Wijayanto/CN32)

|| | Copyright 2012 By : Fikry Arpendos | Created By : DjaiL ||